Jumat, 14 Oktober 2011

SIKLUS HORMON

a)  Feed back mekanisme (spermatogenesis)
Pengaturan umpan balik Sekresi Testoteron
Suatu sistem yang mengatur  umpan balik pada beroperasi terus menerus sebagai alat untuk mengatur dengan sangat tepat pada sekresi tostesteron.
·        Sebaliknya tostesteron memberikan umpan balik negatif ke hipotalamus, yang menghambat produksi “luteneizing hormone releasing hormone”. Jelas ini membatasi kecepatan pembentukan tostesteron. Di pihak lain, bila produksi tostesteron terlalu rendah, tak adanya inhibisi hipotalamus menyebabkan kembalinya sekresi testosterone ke kadar yang normal.
·       Sebaliknya hormone luteinisasi merangsang hyperplasia sel-sel leydig testis dan juga merangsang produksi tostesteronoleh sel-sel ini.
·       Hipotalamus menyekresi “luteneizing hormone releasing hormon”, yang merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresikan hormone luteinisasi.

Pengaturan umpan balik spermatogenesis-peranan
Telah diketahui bahwa spermatogenesis oleh testis menghambat sekresi FSH. Di anggap bahwa sel-sel sertoli mensekresikan hormone yang terutama berefek langsung atas kelenjar hipofisis anterior (tetapi mungkin juga sedikit atas hipotalamus)yang menghambat sekresi FSH. Siklus umpan balik untuk pengaturan permatogenesis terlihat sebagai berikut :
a)    Sel-sel sertoli (yang kurang mungkin sel-sel epitel germanitivum) melepaskan inhibin, yang sebaliknya memberikan umpan balik negative ke kelenjar hipofisis anterior untuk menghambat pembentukan FSH. Jadi sikl Hormon perangsang folikel menginduksi poliferasi epithelium germinatuvum tubulus seminiferus dan pada waktu yang sama merangsang sel-sel sertoli, yang memberikan nutrisi untuk perkembangan spermatozoa.
b)   Umpan balik ini mempertahankan kecepatan spermatogenesis yang diperlukan untuk fungsi reproduksi laki-laki tidak lebih dan tidak kurang.


SIKLUS MENSTRUASI
Awal dari menstruasi di pertimbangkan sebagai hari pertama dari siklus,yang secara temporer berhenti selama kehamilan dan di pengaruhi oleh gangguan hormonal dan emosional dan emosional dan berbagai penyakit.siklus menstrusi kadang-kadang di gambarkan pada istilah siklus uterus dan ovarium karena perubahan yang bersamaan yang terjadi pada organ-organ tersebut. Perubahan ini terjadi sebagai respon terhadap kedua hormon gonadotropik yang amat kuat dari kelenjar pituitari (FSH) dan (LH) (Gbr.1-9)  
Menstruasi
·       Ialah periode pengeluaran cairan darah dari uterus,yang di sebabkan oleh rontoknya indometrium. Keluaran terdiri dari sel-sel pecahan indomertium dan stromal, sel-sel darah tua, dan sekresi kelenjar.lamanya rata-rata 5 hari. Pada awal menstruasi kadar estrogen,progesteron dan LH dan kadar FSH baru mulai meningkat.pada ovarium,ovum baru mulai matur dalam fesikula atau ovisak yang di sebut folikel graafian


Ada beberapa fase yaitu:
·         Fase proliferatif 
 Yaitu lapisan dinding uterin tumbuh dan menebal delapan sampai sepuluh kali lipat,sampai seluruh dindingnya menebal saat ovulasi. Pertumbuhan ini sebagai akibat dari peningkatan kadar  estrogen yang di hasilkan oleh folikel graafian yang tumbuh pada ovarium. Fase proliferasi terakhir sekitar 9 hari atau sampai hari ke 14 dari siklus 28 hari.
·         Fase luteal
Yaitu ovulasi sebagai respons terhadap tingginya kadar LH dari kelenjar pituitari. Dengan rupturnya ovum dari volikel graafian terbentuk korpus luteum dan menghasilkan jumlah progesteron dan estrogen yang banyak. Progesteron dan estrogen menyebabkan sel-sel pada kelenjar ini mensekresi lendir kental yang mengandung glikogen ketika lapisan uterus ovum dalam folikel tersebut tumbuh dan bermigrasi menuju ke permukaan ovarium.
·         Menstruasi
Adalah suatu pengeluaran cairan darah dari uterus yang di sebabkan
oleh rontoknya endometrium terdiri dari sel-sel pecahan endometrium dan stromal,sel darah tua dan sekresi kelenjar lamanya rata-tara 5 hari pada awal menstruasi,kadar ekstrogen,progesteron,dan LH dan kadar FSH menurun atau kadar rendahnya selama siklus dengan kadar FSH baru mulai meningkat.
 Fase pre-menstruasi atau fase iskemik
Apabila ovum tidak dibuahi, akan terjadi fase pre-menstruasi atau suatu fase iskemik. Korpus luteum menurun ,kadar progesteron dan estrogen menurun, arteri pada endometrium berkonstriksi dan dinding uterus menjadi menyusut dan mati karena iskema (kurang darah) proses ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam sampai 5 hari,berakhir sekitar hari ke 24 dan 28 dari siklus ke-28.


“IMPLANTASI,EMBRIOLOGI,DAN PEMBENTUKAN PLASENTA”
·         Implantasi 
Setelah terjadi konsepsi,ketiga mata rantai satu kesatuan,yaitu implantasi (nidasi) membentuk embrio dan pembentukan plasenta,sebagai akar hasil konsepsi sehingga mampu tumbuh-kembang secara normal sampai saat lahir dengan memenuhi kriteria yang didambakan.
Persiapan implantasi yang sangat komplit.
1.    Hari yang ke 3/4 atau 3 hari setelah ovulasi,morula dengan 8 selnya telah masuk terdapat kavum uteri.
2.    Tumbuh-kembang berlanjut sehingga terbentuk “blastokista” dengan menghisap cairan dan terbentuk sel eksalemon.

PROSES IMPLEMENTASI
Proses imlantasi berlangsung melalui tiga tingkat yaitu.
Ø  Apposisi
Ø  Adhesi
Ø  Invasi

Pembentukan plasenta yang di jabarkan sebagai berikut
1.   Apposisi
Apposisi dapat diartikan sebagai upaya terhadap-hadapan untuk dapat saling melekatkan diri dengan suatu proses tertentu proses ini di tembusnya untuk zona pelusidaoleh sitoplasma dari trofektoderm,sebagai cikal bakal dari trofoblas sel.
2.    Adhesi
Dalam proses pelekatan mengikut sertakan melekul perlekatan di antaranya: integrins pada waktu pembentukan desidualisasi dan permulaan embrional,endometrium di penuhi oleh bahan esktraseluler terutama laminin dan fibronection yang dapat menjadi perantara dengan sel pelekat.
3.    Invasi
Implantasi merupakan proses yang kompleks mulai dari kontaknya epitelial endometrium,destruksi jaringan ikat dan sampai invasi pembulu darahnya sehingga terbentuk retroplasenter sirkulasi,serta tertanamnya hasil konsepsi keseluruhannya.
Pembentukan plasenta pada minggu kedua setelah ovulasi dan berakhir sekitar minggu ke-16 kehamilan Dasar pembentukannya,mulai dari blastokis dengan “innermass cell” dan terbentuknya trofektoderm yang akan tumbuh-kembang menjadi sitotrofoblas dan sinsitio trofoblas.
Tumbuh-kembang trofektoderm yang pesat menyebabkan pecahnya zona pelusida sehingga sel tropoblasnya langsung dapat berhadapan dengan ephitel endometrium sebagai titik awal posisi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar