Kamis, 03 November 2011

AKSEPTOR KB SUNTIK DEPROPROGESTIN dengan SPOTTING

BAB I
PENDAHULUAN

 1.1   LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan pembangunan sumber daya manusia. Sejalan dengan ini tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka telah diatur oleh pemerintah dan masyarakat melalui pembatasan pertumbuhan penduduk, supaya tidak berlebihan.
Upaya untuk penekanan laju penduduk antara lain melalui Program KB. Karena salah satu tujuan melakukan KB adalah ingin menjarangkan kelahiran demi keselamatan ibu dan anak dengan cara mengatur jarak dan jumlah kehamilan. Untuk dapat mewujudkannya, maka diperlukan alat kontrasepsi yang rasional, efektif dan sifatnya sesuai tujuan. Berdasarkan komposisinya, kontrasepsi pil, suntik, implan tergolong kontrasepsi hormonal. Dimana alat kontrasepsi suntik yang beredar di Indonesia ada dua macam, yaitu kontrasepsi suntik yang mengandung Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) yaitu lazim disebut Depoprogestin, dan Noristeron Enantat (Noristerat). Depoprogestin dan Noristerat hanya berisi progesteron, tidak mengandung estrogen seperti pil KB.
Berdasarkan data Kependudukan dan KB di Indonesia pada tahun 2002, yang menggunakan kontrasepsi suntik 9.743.550 akseptor. Daerah Jawa Timur 950.719 akseptor, sedangkan di daerah Jombang jumlah akseptor KB secara umum 822.126 akseptor yang terdiri dari KB suntik 64.636 akseptor, IUD 27.287 akseptor, MOW 14.372 akseptor, MOP 1.596 akseptor, implan 16.890 akseptor, pil 39.345 akseptor, dan kondom 658 akseptor (BKKBN, 2002).

lebih lengkapnya ambil disini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar