Sabtu, 14 April 2012

Sekilas Mengenai ICTERUS


Pengertian Ikterus
Ikterus ialah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir. Kejadian ikterus ternyata benar-benar untuk beberapa negara tertentu, beberapa klinik tertentu dan waktu tertentu. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan dalam pengelolaan bayi baru lahir yang pada akhir-akhir ini mengalami kemajuan.
Ikterus fisiologis ialah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis. Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai potensi menjadi kern ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Ikterus patologis ialah ikterus yang tidak mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. (Hassan, Rusepno, 2007 : 1101).
Batasan-batasan Ikterus
·        Ikterus Fisiologis
Ikterus pada neonatus tidak selamanya merupakan ikterus patologis. Ikterus ini biasanya menghilang pada akhir minggu pertama atau selambat-lambatnya 10 hari pertama. Ikterus dikatakan fisiologis bila :
1.      Timbul pada hari kedua dan ketiga.
2.      Kadar bilirubin indirek sesudah 2 x 24 jam tidak melewati 15 mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg% pada neonatus kurang bulan.
3.      Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg%  per hari
4.      Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
5.      Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
6.      Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis. (Sarwono, 2002).
·        Ikterus Patologis
Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Brown menetapkan hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.
(Sarwono, 2002).
·        Kern Ikterus
Kern Ikterus ialah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, thalamus, nukleus dubtalamus, hipokampus, nukleus merah dan nukleus pada dasar ventrikulasi ke IV. Tanda-tanda klinik pada permulaan tidak jelas tetapi dapat disebutkan ialah mana yang berputar, latergis, kejang tidak mau menghisap, tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opisototonus. Pada umur yang lebih lanjut bhla bayi itu hidup dapat terjadi spasme otot, opistotonus, kejang, atetosis yang disertai ketegangan otot. Ketulian pada nada tinggi dapat ditemukan gangguan bicara dan retardasi mental.
Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan beberapa faktor. Secara garis besar etiologi ikterus neonatorum dapat dibagi :
1.      Produksi yang berlebihan
Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkan misalnya pada hemolisis yang meningkat pada inkompabilitas darah RH, AO, golongan darah lain, defisiensi enzim G-G PD, piruvat kinase, perdarahan tertupul dan sepsis.
2.      Gangguan pada proses uptake dan konjugasi hepar
Gangguan ini dapat disebabkan oleh maturitas hepar, kurangnya subtrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Niggle-Najjar). Penyebab lain ialah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam uptake bilirubin ke sel hepar.
3.      Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin, kemudian diangkut hepar, ikatan bilirubin dan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat sulfafurazole. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
4.      Gangguan dalam ekresi
Terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar obstruksi dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh  penyebab lain.
5.      Peningkatan sirkulasi entorohepatik misalnya pada ileus obstruksi.
(Sukadi, Abdurrohman, dkk. 2002)
Gangguan Klinis
Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar.
        Latergi.
        Kejang.
        Tak mau menghisap
        Tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opistotonus.
        Bila bayi hidup, pada umur lebih lanjut akan terjadi spasme otot, opisofotonus, kejang, stetosis yang disertai ketegangan otot.
        Dapat tuli, gangguan bicara, dan retardasi mental.
(Sukadi, dkk. 2002).
Komplikasi
Terjadi karena ikterus. Kern ikterus yaitu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirec pada otak.
        Stadium I        :  reflek moro jelek, latergi, kejang.
        Stadium II      :  epistotonus, panas, mata cenderung deviasi ke atas.
        Stadium III     :  spastititas menurun, pada sekitar usia 1 minggu.
        Stadium IV     :  gejala sisa lanjut, paralysis bola mata ke atas.
(Sarwono, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar