Minggu, 05 Februari 2012

Transfusi Darah

Transfusi darah adalah suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien akibat kecelakaan, operasi pembedahan atau oleh karena suatu penyakit. Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang infus.

Kapan kita memerlukan transfusi darah?
Transfusi darah diperlukan saat anda kehilangan banyak darah, misalnya pada :
  • Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar.
  • Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag khronis dan berdarah.
  • Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal anemia hemolitik atau trombositopenia.
Jika anda menderita penyakit pada sumsum tulang sehingga produksi sel darah terganggu seperti pada penyakit anemia aplastik maka anda juga akan membutuhkan transfusi darah. Beberapa penyakit seperti hemofilia yang menyebabkan gangguan produksi beberapa komponen darah maka anda mungkin membutuhkan transfusi komponen darah tersebut.

Apakah transfusi darah aman?
Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), darah transfusi di Indonesia relatif aman dan bebas dari segala macam penyakit berbahaya. Setiap darah donor akan dilakukan pemeriksaan yang ketat sehingga jarang sekali seseorang mendapatkan penyakit dari darah donor.
Masalah utama transfusi darah yang saat ini masih ada adalah kecelakaan akibat ketidakcocokan golongan darah. Meskipun angka kejadiannya boleh dikatakan sangat kecil namun inkompabilitas transfusi darah ini beresiko menyebabkan penderita mengalami reaksi yang sangat serius dan mengancam nyawa.
Beberapa penderita mendonorkan darahnya beberapa minggu sebelum dioperasi. Jika dalam operasi dibutuhkan darah maka dia dapat menggunakan darahnya sendiri sehingga reaksi transfusi dapat dikurangi.
Saat menerima darah transfusi, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi karena menganggap darah yang masuk adalah benda asing. Tubuh akan menolak darah yang masuk dan berusaha menghancurkannya. Namun, keadaan ini dapat dicegah dengan pemeriksaan golongan darah yang ketat sebelum dilakukan transfusi darah. Darah penerima dan darah donor dicocokan golongan darahnya, baik melalui sistem ABO maupun Rhesus.
Meskipun telah dilakukan pencocokan golongan darah, beberapa penderita tetap dapat mengalami reaksi ringan transfusi darah seperti :
  • Demam.
  • Gatal dan bintik bintik merah pada kulit.
  • Nafas pendek.
  • Nyeri.
  • Berdebar debar.
  • Menggigil.
  • Tekanan darah menurun.
Reaksi transfusi ini memang sedikit menakutkan namun tidak berbahaya jika cepat ditangani.

Apa sih golongan darah itu dan mengapa sangat penting?
Golongan darah yang sangat penting dalam transfusi darah adalah sistem ABO dan Rhesus. A, B, AB dan O adalah penggolongan darah dalam sistem ABO. Setiap tipe pada sistem ABO memiliki nilai postif dan negatif, nilai ini dikenal dengan faktor Rhesus. Misalnya, jika anda memiliki golongan darah A+ artinya anda memiliki golongan darah A pada sistem ABO dan faktor Rhesus anda adalah positif.
Jika anda menerima darah transfusi yang golongannya tidak cocok maka dapat terjadi reaksi transfusi. Reaksi ringan jarang sekali berbahaya, tapi tetap harus mendapatkan penanganan cepat dan tepat sementara reaksi yang berat dapat mematikan.

Bagaimana darah dikumpulkan?
Darah yang tersedia di bank darah dikumpulkan dari para pendonor sukarela. Sebelum donor darah dilakukan maka pendonor akan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita. Hanya pendonor yang dapat melewati pemeriksaan ini yang dapat mendonorkan darahnya.
Darah donor yang telah diambil selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit berbahaya dan golongan darahnya. Jika ditemukan suatu masalah maka darah tersebut akan dibuang.
Darah yang telah lolos seleksi selanjutnya dipisahkan komponen darahnya lalu disimpan atau dikirim untuk segera digunakan.
Darah yang tersimpan di bank darah tidak dapat disimpan dalam waktu lama, hal ini menyebabkan bank darah dalam hal ini PMI sangat membutuhkan para pendonor sukarela guna mencukupi keperluan darah yang kian hari kian meningkat.

Pengertian Transfusi Darah

Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.
TUJUAN TRANSFUSI DARAH
  • Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
  • Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap bermanfaat.
  • Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah).
  • Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
  • Meningkatkan oksigenasi jaringan.
  • Memperbaiki fungsi Hemostatis.
  • Tindakan terapi kasus tertentu.

MACAM TRANSFUSI DARAH
  1. Darah Lengkap/ Whole Blood (WB)
    Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.
  2. Darah Komponen
  • Sel Darah Merah (SDM) :
    Sel Darah Merah Pekat : Diberikan pada kasus kehilangan darah yang tidak terlalu berat, transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal.
    Sel Darah Merah Pekat Cuci : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah.
    Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.
    Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.
  • LEUKOSIT/ GRANULOSIT KONSENTRAT : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.
  • TROMBOSIT : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.
  • PLASMA dan PRODUKSI PLASMA : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang.
    Contoh : Plasma Segar Beku untuk prnderita Hemofili.Krio Presipitat untuk penderita Hemofili dan Von Willebrand

Tidak ada komentar:

Posting Komentar