Gejala Hipotermia BBL
- Bayi tidak mau minum / menetek.
- Bayi tampak lesu / mengantuk saja.
- Tubuh bayi terasa dingin.
- Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (skleremia).
a. Stress Dingin / Cold Stress
- Suhu 36 0C – 36,4 0C
- Letargi
- Kemampuan menghisap lemah
- Kaki terasa dingin
b. Hipotermi Sedang
- Suhu tubuh 32 0C – 35,9 0C
- Klinis tampak mengantuk tapi bisa dibangunkan
- Aktivitas lemah, menangis lemah
- Kulit bercak merah
- Kaki teraba dingin
- Menghisap lemah
c. Hipotermi Berat
- Suhu tubuh < 32 0C
- Mengantuk, sukar dibangunkan
- Menangis lemah
- Kulit mengeras kemerahan dan lembut, edema terutama pada punggung, kaki, tangan (skleremia).
- Seluruh tubuh dingin.
- Tidak mau menetek
Komplikasi
1. Infeksi sistemik
2. Apnea
3. Gagal ginjal
4. Perdarahan otak
5. Perdarahan paru-paru
Pengelolaan Hipotermia
1. Penanganan Hipotermi “Warm Chain” :
- Menyiapkan kamar besalin yang aman dan bersih.
- Segera mengeringkan.
- Rooming-in.
- ASI eksklusif.
- Selama rujukan menjaga bayi tetap hangat.
2. Penanganan Hipotermi BBL
- Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali menggigil, tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan lagi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
- Cara lain yang sangat sederhana, dan mudah dikerjakan setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu-bayi.
- Bila tubuh bayi malah dingin, gunakan selimut / kain hangat yang diseterika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu, lakukanlah terutama kaki sampai tubuh bayi hangat.
- Biasanya bayi hipotermia mengalami hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap, beri infus glukosa 10% sebanyak 60-50 ml/kg/hari.